10 Cara Mengatasi Anak Susah Makan


cara mengatasi anak susah makan
Si Kecil yang susah makan merupakan masalah yang sering terjadi. Bagaimana cara untuk mengatasinya? Simak penjelasannya di sini dikutip dari okezone.com

Apakah Anda mengalami kendala ketika memberi makan Si Kecil? Jangan khawatir, karena Anda tidak sendirian. Kesulitan makan pada anak memang merupakan masalah yang sering dijumpai.
Namun, hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena Si Kecil masih membutuhkan nutrisi lengkap agar pertumbuhannya optimal. Beberapa cara yang dapat Anda terapkan untuk menyiasati anak yang susah makan antara lain:

1. Buatlah jadwal makan yang teratur
Berikan makan utama 3 kali sehari dan camilan 2-3 kali sehari. Sediakan camilan di antara waktu makan kurang lebih berselang 2-3 jam. Camilan pertama di antara makan pagi dan makan siang, yang kedua di antara makan siang dan makan malam, lalu yang ketiga sebelum tidur malam. Pengaturan jadwal makan membantu Anda memastikan bahwa Si Kecil makan ketika ia memang lapar dan mengurangi kebiasaan mengemil. Hal ini juga baik untuk kesehatan pencernaannya
2. Perhatikan kondisi anak

Pastikan bahwa Si Kecil sedang lapar, tidak terlalu lelah, atau mengantuk sebelum makan. Hindari pemberian makanan kecil 2 jam sebelum waktu makan agar ia tidak terlalu kenyang saat tiba waktu makan besar
3. Kurangi pengalih perhatian ketika makan

Jika saudaranya bermain-main di sekitar meja makan atau TV sedang menayangkan acara kartun, maka perhatian Si Kecil terhadap makanan dapat berkurang. Buatlah suasana makan yang santai dan tenang, sehingga anak dapat fokus untuk menyelesaikan makanannya
4. Mulai ajarkan tata krama ketika makan

Pada beberapa anak, ia mau makan makan sembari bermain, menonton TV, bahkan perlu dikejar-kejar terlebih dahulu agar mau makan. Padahal sebenarnya, semenjak anak sudah mampu makan makanan padat, biasakanlah Si Kecil untuk duduk di tempatnya (baik itu di kursi khusus anak maupun kursi biasa di meja makan). Kebiasaan ini baik untuk menanamkan disiplin serta dapat mencegah risiko tersedak hingga muntah
5. Jika anak bermain-main dengan alat makan, diamkan saja dan jangan bereaksi berlebihan

Bila Si Kecil menjadi pusat perhatian karena perilakunya ini, maka perilakunya akan semakin menjadi-jadi. Namun, bila ia sadar bahwa perilakunya tidak mendapat perhatian, anak cenderung akan berhenti bermain-main
6. Jangan melarang atau memarahi anak jika ia menginginkan jenis makanan tertentu

Hal ini dapat memperburuk keadaan dan membuatnya semakin menginginkan makanan tersebut. Bila makanan tersebut kurang baik untuk kesehatannya, jangan simpan makanan tersebut di rumah. Perlu diketahui, makanan cepat saji umumnya tinggi akan kalori, gula, dan lemak; namun tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh anak. Contoh makanan tersebut adalah permen, fast food, soda, coklat, kerupuk, dan sebagainya.
Bila Si Kecil sering meminta makanan cepat saji, Anda dapat menyediakan alternatif berupa makanan sehat yang mudah ia jangkau. Ketika anak lapar, ia akan lebih mau memakan makanan tersebut. Si Kecil juga menyenangi makanan dalam bentuk yang menarik. Sebagai contoh, sediakan potongan buah yang mudah dikunyah (seperti melon, semangka, beri, dll) dengan yoghurt atau potongan sayur. Anda juga dapat membuat smoothies buah yang dicampur es krim, susu, atau yoghurt.
7. Berikan porsi makan yang sesuai

Ukuran saji untuk anak berusia 1-3 tahun umumnya adalah 1/4 porsi untuk dewasa. Untuk daging, ukuran sajinya adalah seukuran telapak tangannya. Dan untuk sayur, ukurannya adalah 1-2 sendok makan
8. Coba makanan baru satu per satu dalam jumlah kecil

Jika Anda mencoba memberikan jenis makanan baru untuk Si Kecil, lakukanlah secara bertahap. Ketika waktu makan tiba, hindari pemberian menu yang seluruhnya baru, karena anak akan merasa asing dengan makanan tersebut dan kemudian menolak untuk makan. Solusinya, selalu sertakan minimal 1 makanan favoritnya bersama makanan baru tersebut.
Kemudian, siapkan jenis makanan baru seperti potongan buah mangga, melon, apel, dan lainnya untuk dikonsumsi pada jam-jam lapar, sehingga anak lebih mau menerima makanan baru tersebut.
9. Perhatikan reaksi anak ketika makan

Gag reflex atau refleks muntah merupakan refleks normal tubuh untuk mencegah tersedak. Refleks tersebut dapat muncul pada beberapa kondisi: apabila Si Kecil makan terlalu cepat, jika dalam mulutnya terdapat terlalu banyak makanan, jika anak tidak menyukai tekstur atau rasa dari makanan yang masuk, atau jika ada benda asing yang tidak seharusnya berada di dalam mulut.
Untuk menghindarinya, posisikan agar anak tenang selagi makan, jangan berlari-lari ketika makan, berikan porsi makanan secukupnya, dan perhatikan ukuran makanan yang masuk. Potong makanan dalam ukuran kecil yang mudah dikunyah.
10. Bersikaplah fleksibel

Layaknya orang dewasa, Si Kecil juga dapat merasa bosan pada suatu jenis makanan. Namun, anak belum mampu untuk menunjukkan penolakannya secara verbal, sehingga ia cenderung diam, pergi, atau melakukan tindakan lain yang dapat membuat Anda gusar. Hal lain yang membuat anak menolak makanan adalah jika ia sedang sakit atau giginya sedang tumbuh. Makanan favoritnya pun akan ditolak jika ia sedang merasa sakit.
Telusuri dahulu apakah faktor penyebab Si Kecil kesulitan untuk makan. Pada dasarnya, Si Kecil akan mencontoh perilaku dan pola makan dari orang terdekatnya. Jika orangtua sering mengonsumsi camilan tinggi gula atau fast food, maka anak akan menginginkan hal yang sama. Selain itu, berikan juga pujian apabila anak berhasil makan dengan baik dan benar.
Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter Klikdokter.com.

Belum ada Komentar untuk "10 Cara Mengatasi Anak Susah Makan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel